1. Cara Untuk Melakukan Mobilitas Sosial
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial
ke atas adalah sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Perubahan standar hidup
Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,
melainkan akan merefleksikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini
akan mempengaruhi peningkatan status.
Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan
prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga
tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat
dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika
dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi
pegawai rendahan.
b. Perkawinan
Perkawinan pada umumnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
seksual dan melanjutkan keturunan. Namun secara sosiologis pada
umumnya perkawinan juga bertujuan untuk meningkatkan status sosial
yang lebih tinggi dari manusia yang bersangkutan, namun demikian tidak
semua individu memiliki pandangan tersebut.
Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat
sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang
di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikkan status si wanita
tersebut.
c. Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah
tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru.
Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi
lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang
memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh
masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
d. Perubahan tingkah laku
Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha
menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah
laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan
hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya.
Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang
diinginkannya.
Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai
orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian
yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan
menyelipkan istilah-istilah asing.
e. Perubahan nama
Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada
posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan
mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.
Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang
memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di
depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja
sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru
seperti "Raden".
2. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas
sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut.
a. Perbedaan kelas rasial
Seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih
berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam
untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa.
b. Agama
Seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem kasta, menjadikan
agama sebagai penghambat terjadinya mobilitas sosial. Hal ini dikarenakan
tidak diperkenankannya terjadi interaksi antara manusia yang berbeda kasta.
c. Diskriminasi kelas
Diskriminasi dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke
atas. Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu
dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang
mampu mendapatkannya.
Contoh: jumlah anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga
hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status
sosialnya menjadi anggota DPR.
d. Kemiskinan
Kemiskinan bilamana keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok
warga negara dalam jumlah sukuo dan memadai. dapat membatasi
kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial
tertentu.
Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena
kedua orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki
kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.
e. Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin dalam masyrakat juga berpengaruh terhadap
prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk
meningkatkan status sosialya.
“IPS Jilid 2 Nur Wahyu Rochmadi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar